7 Cara Pahami Psikologi Remaja, Beri Privasi dan Terus Berkomunikasi
Dengan pahami psikologi remaja Anda bisa melakukan komunikasi dengan mereka lebih bagus Dari semua babak umur anak, banyak yang menyebutkan peranan orang-tua saat anak bergerak remaja ialah yang sangat melawan. Waktu masuk babak remaja, itu ialah periode saat anak tumbuh tidak cuma dengan cara fisik, dan juga emosional serta cendekiawan. Pahami psikologi remaja tidak cuma teori, tetapi harus diterapkan oleh orang-tua.
Kesampingkan dahulu pandangan negatif mengenai anak remaja yang menyukai berulah. Malah, waktu ada di periode remaja ini mereka benar-benar tambah energi, gawat, visioner, serta punyai minat besar pada apakah yang salah dan benar. Memang betul ini jadi periode rawan perselisihan di antara anak serta orang-tua, tetapi pahami psikologi remaja akan membuat mereka jadi pribadi yang berkarakter waktu dewasa.
Langkah pahami psikologi remajaUsah resah saat orang-tua berasa bingung apa yang perlu dilaksanakan saat bertemu dengan remaja dengan semua dinamikanya. Remaja tidak dapat ditebak serta telah pintar berpendapat. Di waktu bertepatan, remaja dapat menarik diri dari orang-tua mereka untuk bertambah lebih berdiri sendiri.
Lalu, bagaimanakah cara pahami psikologi remaja dengan masih ada di tempat netral: tidak mencampuri atau menjauh dari mereka?
1. Bekali diri dengan ilmuJangan cuma bermodal nekat, tidak ada kelirunya membaca buku atau teori apa saja mengenai langkah hadapi remaja. Ingat juga bagaimana waktu remaja Anda dahulu. Jadi, jangan kaget dengan mood swing anak remaja yang tiba di waktu tidak tersangka.
Makin siap orang-tua hadapi babak remaja anak, pasti dapat semakin gampang cari jalan keluar saat ada permasalahan. Tidak harus berpatokan persis sama dengan teori, cocokkan dengan ciri-ciri anak.
2. Seringkali berkomunikasiKomunikasi ialah kunci sukses orang-tua saat hadapi psikologi remaja yang tidak dapat ditebak. Saat anak menarik diri, jangan turut tutup diri. Masih ajak anak melakukan komunikasi serta bicara mengenai semua perkembangan yang mereka rasakan. Dari mulai menstruasi pertama-tama sampai mimpi basah, jangan ada batasan untuk bicara semua tema yang mereka rasakan.
3. Tidak memandang sex tabuDi babak remaja, keingintahuan anak mengenai hal sekitar seksual makin bertambah. Belum juga babak pubertas yang dapat membuat anak merasai cinta monyet serta perkembangan bentuk fisik. Jangan buat jadi sex untuk topik yang tabu, hadirlah untuk orang yang dapat menjawab rasa ingin tahu mereka untuk rekan.
Jika anak berasa bingung dengan perkembangan fisik dianya serta beberapa temannya, ulas dengan detail. Berikan apa perkembangan yang dapat berlangsung dalam sekian tahun ke depan. Jika orang-tua berasa tidak ahli menjawabnya, terdapat beberapa psikolog atau buku masalah sex remaja yang dapat menolong.
4. Posisikan diri untuk remajaJangan tetap menempatkan diri untuk orang-tua yang punyai sudut pandang tidak sama dengan anak remaja. Malah, posisikan diri untuk remaja hingga dapat memahami dengan dinamika yang berlangsung dalam kehidupan mereka. Saat anak mulai minta izin lakukan hal seperti memberi warna rambut atau menggunakan kuteks hitam, jangan langsung menampiknya.
Sedapat mungkin, pisahkan kapan harus bereaksi menampik keras saat anak memperlihatkan minat akan suatu hal. Asal tidak mencelakakan, tidak perlu langsung menampik. Tetapi saat telah dekati hal beresiko seperti merokok atau narkoba, ajak mereka bicara dari dalam hati ke hati.
5. Ulas beberapa hal sensitifTak cuma sekitar sex, beberapa hal peka seperti beberapa obat terlarang, minuman keras, serta rokok seharusnya jadi tema yang tidak tabu dibahas. Berikan pada anak jika akan ada beberapa orang yang telah konsumsi hal tersebut serta menghidupkan rasa ingin tahu mereka.
Di waktu yang sama, berikan apa efek negatif dari mengonsumsi hal tersebut. Buat rekanan dengan kesibukan mereka, seperti merokok akan membuat gigi rusak atau minum alkohol membuat mereka susah pahami pelajaran di sekolah. Makin seringkali diulas, anak akan tahu mana yang salah dan benar.
6. Hormati privasiSemakin besar anak, hak mereka untuk memperoleh privacy pasti semakin besar. Terdapat beberapa orang-tua yang masih tetap susah menghargai privacy anak sebab menganggap mereka masih juga dalam tanggungan orang-tua, ciri khas helicopter parenting. Berikan privacy pada anak dengan tidak terhubung kamar, pesan teks, e-mail, atau telephone masuk.
Tetapi tentu saja untuk fakta keamanan, seharusnya orang-tua masih mengawasi ke mana anak pergi, siapa rekan-rekan mereka, apakah yang dilaksanakan waktu ada di luar. Tidak perlu detail, namun masih awasi siapapun rekan-rekan yang sering bermain bersama-sama anak. Keyakinan akan membuat anak bertambah lebih bertanggungjawab.
7. Aplikasikan ketentuanKetika hadapi remaja, ketentuan tegas perlu diaplikasikan. Misalnya dengan menetapkan jam malam supaya jam tidur mereka tidak menyusut serta mengganggu konsentarsi belajar. Juga dengan pemakaian handphone, janganlah sampai membuat mereka tidak tidur semalaman.
[[artikel-terkait]]
Saat anak telah mencapai remaja, implikasi ketentuan harus diiringi dengan fakta rasional. Berikan alasan orang-tua kenapa ketentuan ini perlu diaplikasikan, serta apa mengakibatkan bila dilanggar. Tidak itu saja, distribusikan family time supaya baik orang-tua atau anak tidak repot sendiri.
Bila psikologi remaja sukses dimengerti serta teratasi secara baik, anak akan tumbuh jadi pribadi dewasa yang mandiri, bertanggungjawab, dan komunikatif. Lalui semua bersama sesuai dengan peranan semasing supaya periode remaja tidak selalu jadi waktu beradu alasan dengan orang-tua.